Sabtu, 31 Desember 2011

RENUNGAN AKHIR TAHUN


Kegagalan Bukan Akhir Segalanya

"Kegagalan pada haikatnya bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, 
tetapi ia merupakan jembatan untuk melewati jalur tercepat 
menuju kesuksesan." 

   Sengaja saya awali renungan akhir tahun ini dengan kalimat bijak yang intinya kurang lebih sama. Untaian kalimat itu sering kita dengar dan biasanya disampaikan seseorang kepada orang lain yang tengah mengalami sebuah kegagalan. Mungkin terasa mudah untuk menyampaikan pernyataan itu, tetapi bagi seseorang yang tengah mengalaminya terasa berat untuk menerima kenyataan. Apalagi, selama persiapan, pelaksanaan, sampai dengan penantian dengan disertai 'ikhtiar positif' telah sungguh-sungguh dilakukan.
   Jika segala upaya sudah dilakukan, wajar jika ada rasa kecewa. Akan tetapi, apabila 'ikhtiar positif' telah dilakukan secara ikhlas, insya Allah rasa kecewa itu akan menjadi sebuah kekuatan untuk melihat sisi positif di balik kegagalan itu. Tidak pernah merasa lelah untuk tetap berbuat lebih baik. Bukankah kekasih Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa orang yang terbaik adalah orang yang bermanfat bagi orang lain.
   Setiap kita pasti pernah gagal dan hal itu sangat wajar dalam kehidupan. Yang berbeda adalah bagaimana sikap setiap kita dalam mempresepsi kegagalan yang sedang dihadapinya. Ada orang yang bisa mengambil hikmah dan belajar dari kegagalan yang diterimanya untuk kemudian mencarai cara, mencoba lagi, dan beruhasa keras agar bisa berhasil. Akan tetapi, lebih banyak dari kita yang merasa alergi dengan kegagalan itu. Mereka lebih terbiasa berharap menerima kesuksesan di awal usahanya daripada bersiap menghadapi kegagalan. Sahabat, kegagalan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mendidik diri kita guna mencapai kesuksesan dan mewujudkan cita-cita kita. Tanpa kegagalan maka kesuksesan kita akan terasa hambar. Tanpa kegagalan maka sedikit pelajaran hidup yang bisa kita ambil.
   Saya teringat kata-kata yang pernah disampaikan seorang pebisnis raja jalanan yang sampai saat ini menjejali sisi-sisi jalan di seluruh pelosok dunia, Soichiro Honda, "orang melihat kesuksesan saya hanya satu persen, tetapi mereka tidak melihat 99% kegagalan saya." Meskipun satu persen keberhasilannya, pada kenyataannya mampu menguasai dunia. Apalagi jika 99%? Tentunya banyak pelajaran hidup dari kegagalan yang pernah dilalui oleh lelaki kelahiran distrik Shizuko, Jepang tanggal 17 November 1907 ini.
  Sahabat, janganlah terpaku dengan kegagalan yang kita hadapi, janganlah kita berpikiran bahwa orang lain akan mengingat dengan kegagalan kita. Buang jauh-jauh perasaan negatif itu! Cepat atau lambat, jika perasaan-perasaan negatif itu tetap bersemayam di benak kita, pada akhirnya kita akan menjadi orang yang lemah karena perasaan kita sendiri. 
   Bangkit, bangkit, bangkit, dan selanjutnya melangkah untuk mengabil posisi terbaik.  
atomi, dalam kesendirian di ciracas

Sabtu, 24 Desember 2011

KEGAMANGAN SEORANG GURU HARUS MENGAJAR 24 JAM, TERJAWAB SUDAH!


   Dengan disahkannya Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 terjawab sudah berkaitan dengan pemenuhan mengajar 24 jam sebagaimana yang tertuang permendiknas sebelumnya (Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009) khususnya Pasal 5 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas. 
    Pada Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 Pasal 5 ditungkan bahwa seorang guru yang belum memenuhi 24 jam masih diperkenankan mengajar atau mengampu bidang lain untuk memenuhi kekurangannya itu dengan ketentuan sebagai berikut:
a. mengajar mata pelajaran yang paling sesuai dengan rumpun mata   
    pelajaran yang diampunya dan/atau mengajar mata pelajaran lain yang 
    tidak ada guru mata pelajarannya pada satuan administrasi pangkal atau 
    satuan pendidikan lain;
b. menjadi tutor program Paket A, Paket B, Paket C, Paket C Kejuruan atau
    program pendidikan keaksaraan;
c. menjadi guru bina atau guru pamong pada sekolah terbuka;
d. menjadi guru inti/instruktur/tutor pada kegiatan kelompok kerja guru/
    musyawarah guru mata pelajaran (KKG/MGMP);
e. membina kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk kegiatan praja muda
    karana (Pramuka), olimpiade/lomba kompetensi siswa, olahraga, kesenian,
    karya ilmiah remaja (KIR),  kerohanian, pasukan pengibar bendera
    (Paskibra), pecinta alam (PA), palang merah remaja  (PMR), jurnalistik/
    fotografi, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan sebagainya;  
f.  membina pengembangan diri peserta didik dalam bentuk kegiatan
    pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemempuan, sikap, dan perilaku
    siswa dalam belajar, serta kehidupan pribadi, sosial, dan pengembangan
    karir diri;
g. melakukan pembelajaran bertim (team teaching) dan/atau;
h. melakukan pembelajaran perbaikan (remedial teaching).
   Ketentuan tersebut berlaku hanya 2 (dua) tahun sejak Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 disahkan (30 Juli 2009). Dalam Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 sebagai permendiknas perubahan dengan tegas dikatakan bahwa sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 permasalahan itu harus tuntas. Artinya, mulai Januari 2012 semua guru harus mengajar sesuai dengan spesifikasi mata pelajaran yang ia ampu atau sesuai dengan jenis mata pelajaran yang tercantum pada sertifikat pendidik dengan jumlah minimal 24 jam. Jumlah tersebut tidak diperkenankan lagi 'menutupinya' dengan mata pelajaran atau bidang tugas lain sebagai tambahan seperti yang dilakukan sebelumnya (poin a - h).
   Dua tahun sejak Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 ditetapkan, permasalahan guru, khususnya mereka yang mengajar kurang dari 24 jam belum juga tuntas. Akan tetapi, pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan dan Kebuyaan, dua tahun merupakan waktu yang cukup bagi pemerintah daerah untuk berkonsolidasi berkaitan dengan masalah tersebut sehingga tidak perlu lagi untuk mengulurnya. Oleh karena itu, dengan terbitnya permendiknas perubahan tersebut merupakan sebuah ultimatum bagi pihak dinas pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, dan kantor wilayah kementerian agama, dan kantor kementerian agama kabupaten/kota agar segera menuntaskannya.
   Penulis berharap kepada teman-teman guru tidaklah perlu risau dan cemas, tetaplah mengajar sebagaimana biasa, tetap semangat, dan terus berjuang demi kemuliaan penerus kita. Biarlah permasalahan itu bergulir seiring dinamika bangsa ini yang sedang menuju pembenahan diri dan insya Allah semua pihak penentu kebijakan sedang memikirkan dan mencari solusi terbaiknya. Apapun yang akan kita dan teman-teman hadapi dan alami semata-mata kuasa Allah SWT. Oleh karena itu, berpikirlah positif karena berpikir positif merupakan pintu kemenangan kita yang orang lain tidak pernah mengetahui, kecuali diri sendiri.
teriring salam
atomi, suatu pagi di ciracas
Baca selengkapnya

Selasa, 13 Desember 2011

SANGGAR BAHASA DAN SASTRA


Forum ini sengaja saya buat untuk menerbitkan tulisan peserta didik SMP Negeri 239 Jakarta. Tulisan itu bisa berupa karya ilmiah, cerpen, puisi, dan karya tulis lainnya yang tidak mempertentangkan suku, agama, dan ras (SARA). Saya tunggu karya tulis Anda dengan mengirimkannya melalui email: atomi_aa@yahoo.com
The beauty that happens when we share the positive things.  
Sebagai referensi saya berikan satu contoh cerpen Rahasia Kutukan Buku Merah karya Zona Asha Tigara siswi SMP Negeri 177 Jakarta Selatan yang pernah meraih juara I Festifal Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N) Tingkat Kota Administrasi Jakarta Selatan Tahun 2010. Pada tahun yang sama ia pun memperoleh penghargaan Juara III FLS2N Tingkat Nasional di Surabaya. 

Sabtu, 03 Desember 2011

Pendidikan Karakter dalam Cerpen

GARA-GARA NYAMUK

    Setibanya pulang kerja, aku langsung ke dapur mengambil segelas air untuk menghilangkan dahagaku...betapa air ini telah menghilangkan dahagaku. Akan tetapi di tengah keasyikanku minum, tiba-tiba ...PLAK!..anakku yang pertama memukul tanganku yang sedang memegang gelas, dan kontan saja air yang sedang kuminum tumpah berceceran membasahi bajuku.
    Mendapat perlakuan seperti ini, secara refleks kakiku hendak menendang anakku yang baru berumur 6 tahun ini. Akan tetapi kiranya Allah masih memberikan pelajaran bagiku supaya tidak kasar pada anakku, kakiku yang awalnya hendak menendang amanah Allah secara tak diduga menendang tumpukan panci...PRANG! suara panci berjatuhan dan mengagetkan anakku hingga menangis sambil berteriak "Ayah...! aku nggak sengaja...."
    "Mengapa kamu memukul tangan ayah? Ayahkan lagi minum...lihat baju ayah basah begini!" tanyaku dengan nada tinggi.
   "Ayah...aku nggak sengaja...." sambil nangis dan memelukku..."Aa..hanya mukul nyamuk di tangan ayah..."  lanjutnya.
    Mendengar jawaban anakku, aku sedikit terhentak dan langsung melihat tanganku yang tadi dipukul...ternyata benar juga, seekor nyamuk telah mati tertempel di tanganku...........
   Astagfirullah, ternyata anakku telah menyelamatkan aku dari gigitan nyamuk, yang siapa tau bisa menyebabkan demam berdarah..
  Aku tersadar dan langsung minta maaf pada anakku sambil kupeluk..ternyata apa yang kita anggap jelek, belum tentu buruk buat kita..berbaik sangkalah terlebih dulu...Ya Allah ampuni kelemahan aku ini. Engkaulah yang Maha Sempurna. (Iwan Gunawan, S.Pd.)

Jumat, 02 Desember 2011

Ujian Nasional 2011/2012

   Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah menegaskan bahwa ujian nasional (UN) bukanlah penentu kelulusan. Kelulusan ditentukan oleh satuan pendidikan masing-masing. Akan tetapi, satuan pendidikan menentukan kelulusan berdasarkan, tuntas kegiatan belajar mengajar, akhlak yang baik, dan ujian nasional.

    Adapun pelaksanaan UN sebagai berikut:
    1. SMA/MA akan berlangsung pada 16-19 April 2012, 
        sedangkan UN susulan akan dilaksanakan pada 23-26 April. 
    2. SMP/MTs dan SMPLB, UN akan dilaksanakan pada 23-26 April 2012,  
          UN susulan akan berlangsung pada 30- 4 Mei 2012.
    3. SD/MI/SDLB UN akan digelar pada 7-9 Mei 2012, 
        UN susulan akan dilaksanakan pada 14-16 Mei 2012. 

    Hasil UN tingkat SMA/MA dan SMK akan diumumkan pada 24 Mei 2012. Tingkat SMP/MTs, SMPLB dan SMALB pada 2 Juni 2012. Sedangkan untuk pengumuman kelulusan UN tingkat SD menjadi kewenangan setiap provinsi.
   M. Nuh menyampaikan ada empat kunci pelaksanaan UN yang baik atau kredibel. Pertama, dijamin keamanan dan kerahasiaannya. Jika berkasnya bocor, kredibilitas UN sudah berkurang, bahkan hilang.  Kedua, dari sisi ketepatan distribusi, harus tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat bahan yang mau diuji. Ketiga, pada hari pelaksanaan harus dijamin kelancarannya.  Jangan sampai soal sudah ada semua tapi soal ujian yang dibagikan salah. Lebih lanjut mantan Rektor ITS Surabaya itu mengatakan bahwa seandainya terjadi kesalahan, harus disiapkan satu sistem yang mampu mengantisipasi kesalahan tersebut. Keempat, dalam sistem evaluasi harus dipastikan agar nilai rapor bisa menjamin bahwa nilai itu mencerminkan kemampuan sang anak. Beliau menegaskan bahwa nilai rapor jangan mencekungkan atau mencembungkan nilai anak yang sebenarnya.
  Mendikbud menyampaikan, jika keempat kunci pelaksanaan tadi bisa dipenuhi, ada dua hal yang bisa diraih. Pertama, bisa dilakukan pemetaan tentang ragam kompetensi peserta didik dan penyebarannya. Kedua, informasi kualitas sang anak (lulus atau tidak lulus).
Sumber: Kemendikbud